Blue Wings - Working In Background

"Sambas"

Powered By Blogger

GOOGLE FEED BURNER

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Friday, 18 November 2016

KEPEMIMPINAN SITUASIONAL



Timbul sebuah pertanyaan apakah pada diri seseorang secara ekstrem dapat melekat suatu gaya kepemimpinan tertentu jika ia diberi tugas menjadi seorang pemimpin? Secara mutlak tentu saja tidak. Pada diri seorang pemimpin keempat gaya kepemimpinan itu dapat saja dimiliki secara bersamaan. Akan tetapi besarnya kekuatan gaya tersebut pada tiap pemimpin pasti berbeda-beda. Ada pemimpin yang gaya demokratisnya lebih menonjol dan ada pula yang gaya otoriternya lebih menonjol. Demikian seterusnya. Ini bukan berarti bahwa pemimpin yang demokratis dan otoriter tidak memiliki gaya supervisory dan faire. Mungkin saja memiliki gaya tersebut namun presentasenya tidak terlalu besar. Gaya kepemimpinan yang paling menonjol pada diri seseorang akan membuat orang lain menilai bahwa itulah gaya kepemimpinan pemimpin yang bersangkutan. Hal ini logis karena gaya kepemimpinan yang menonjol itu yang dapat dilihat sebagai fenomena bagi orang lain.
Pemimpin yang profesional harus dapat menentukan gaya kepemimpinan mana yang harus diambil dengan melihat budaya perusahaannya. Budaya perusahaan yang tumbuh berkembang dalam perusahaan harus dijadikan pertimbangan penting dalam memanfaatkan gaya kepemimpinan yang diperlukan. Jika hal ini tidak dilakukan, dapat timbul kendala-kendala yang cukup serius karena gaya kepemimpinan yang diterapkan ternyata tidak sesuai dengan kondisi perusahaan. Sebagai contoh, gaya kepemimpinan demokratis biasanya cocok untuk memimpin para karyawan yang telah memiliki kematangan intelektual, kematangan mental, dan kematangan dalam berorganisasi. Mereka terbiasa berpikir mandiri, memiliki visi ke depan, memiliki inisiatif dan tanggung jawab yang besar dalam pekerjaan. Sebaliknya karyawan yang kematangan intelektual, mental, dan kematangan berorganisasinya rendah akan cenderung lebih cocok dipimpin dengan gaya otoriter. Oleh karena itu tidak ada gaya kepemimpinan yang mutlak baik. Efektif tidaknya gaya kepemimpinan tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi.

Dari fakta tersebut maka seorang pemimpin tidak dianjurkan untuk bersikeras memilih satu gaya kepemimpinan saja. Perlu adanya kombinasi. Cara memimpin seperti ini disebut gaya kepemimpinan situasional atau situational leadership. Gaya kepemimpinan situasional bersifat lentur, fleksibel atau adaptif terhadap perkembangan situasi dan kondisi perusahaan. Dalam penerapannya diperlukan kepekaan dan keterampilan pemimpin sehingga dapat mencapai harapan yang diinginkan.

0 comments: