1.
Teori Organisasi Klasik
Konsep tentang organisasi telah berkembang mulai 1880-an dan
dikenal sebagai teori klasik (classical theory). Dampak teori ini
terhadap organisasi masih sangat besar. Sebagai contoh organissi yg didasarkan
birokrasi dan banyak bagian dari teori klasik Menurut teori organisasi klasik,
rasionalitas, efisiensi, dan keuntungan ekonomis merupakan tujuan organisasi. Teori
ini juga menyatakan bahwa manusia diasumsikan bertindak rasional sehingga
secara rasional dengan menaikkan upah, produktivitas akan meningkat.
2.
Teori
Tradisional (Teori Peralihan)
Teori
tradisional muncul sebagai reaksi atas konsep-konsep yang dikemukakan oleh para ahli teori klasik meskipun tidak
sepenuhnya mengabaikan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh teori klasik.
Pendekatan yang dilakukan oleh ahli teori ini adalah pendekatan perilaku atau bahavioral
approach (human relation approach). Pendekatan ini dilakukan dengan
mengadakan eksperimen yang dikenal dengan Hawthorne Experiment yang
secara garis besar dibagi dalam 4 tahap.
a) Mengkaji
efek lingkungan dari produktivitas pekerja
b) Melakukan
konsultasi dengan pekerja yang ikut eksperimen
c) Melakukan
wawancara dengan pekerja (yang tidak ikut eksperimen) melalui pertanyaan
terbuka
d) Eksperimen
yang dikenal dengan bank - wiring - room experiment.
3.
Teori Mutakhir
Teori mutakhir
atau modern merupakan pengembangan aliran hubungan manusiawi sekaligus sebagai
pandangan baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Dalam teori ini
konsep manusia yang mewujudkan diri (motivasi manusia) sangat penting bagi
manajemen organisasi.
4.
Teori Perilaku
Teori perilaku atau the behavior theory of organitation,
berpendapat bahwa ada tidaknya, baik buruknya, suatu organisasi itu tergantung
dari sikap kelakuan para anggotanya. Salah seorang penganut teori ini yang
terkenal adalah Herbert A. Simon dalam bukunya ‘’Administrative Behaviour”.
Namun, sejak Barnard mempublikasikan
“the function of the executive”, pikiran-pikiran baru muncul. Ia
menyatakan bahwa organisasi adalah system orang, bukan struktur yang direkayasa
secara mekanis.
5. Teori Fusi
(Bakke & Argyris)
Banyaknya masalah dalam memuaskan
minat manusia yang berlainan & dalam konteks memenuhi tuntutan penting
struktur birokrasi, Bakke menyarankan suatu proses fusi. Pendapatnya
bahwa organisasi, hingga suatu tahap tertentu, mempengaruhi individu, sementara
pada saat yang sama individu pun mempengaruhi organisasi.
Argyris, seorang rekan bakke di
Universitas Yale, menyempurnakan karya Bakke. Ia berpendapat bahwa ada suatu
ketidaksesuaian yang mendasar antara kebutuhan pegawai yang matang dengan
persyaratan formal organisasi. Organisasi mempunyai tujuan yang berlawanan
dengan tujuan pegawai perseorangan. Para pegawai frustasi sebagai akibat dari
ketidaksesuaian tersebut; sebagian pegawai mungkin meninggalkan tempat kerja
mereka, menjadi apatis & acuh-tak-acuh. Melalui konflik ini para pegawai
lainnya menyadari untuk tidak mengharapkan kepuasan dari pekerjaan mereka.
6. Teori Peniti
Penyambung (Likert)
Rensis Likert dari Universitas
Michigan berjasa mengembangkan suatu model terkenal dengan sebutan model
peniti penyambung (the linking pin model) yang menggambarkan
struktur organisasi. Konsep peniti penyambung berkaitan dengan
kelompok-kelompok yang tumpang tindih. Penyelia merupakan anggota dari 2
kelompok ; sebagai pemimpin unit yang lebih rendah dan anggota unit yang lebih
tinggi. Penyelia berfungsi sebagai peniti penyambung, mengikat kelompok kerja
yang satu dengan yang lainnya pada tingkat berikutnya.
Luthans berpendapat bahwa konsep
peniti penyambung cenderung menekankan & memudahkan apa yang seharusnya
terjadi dalam struktur klasik yang birokratik. Tetapi pola hierarkis atasan
bawahan, sering mendorong komunikasi ke bawah, namun menghambat komunikasi ke
atas dan ke samping.
7. Teori Hubungan
Manusiawi (Elton Mayo)
Hubungan manusia sangat penting
dalam menopang suatu perusahaan dalam jangka panjang. Hubungan manusia bisa
diinterprestasikan dalam bermacam-macam cara. Sebagian organisasi dan
orang-orang melihat hubungan manusia dari sudut pandang yang berbeda secara
keseluruhan.
Teori hubungan manusia ini
menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan
organisasi. Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempurnaan organisasi
dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi yang
dapat membantu individu mengembangkan potensinya. Dengan meningkatkan kepuasan
kerja dan mengarahkan aktualisasi diri pekerja, akan mempertinggi motivasi
bekerja sehingga akan dapat meningkatkan produksi organisasi.
8. Teori Sistem
Teori sistem memandang organisasi
sebagai kaitan bermacam-macam komponen yang saling tergantung satu sama lain
dalam mencapai tujuan organisasi. Setiap bagian mempunyai peranan masing-masing
dan berhubungan dengan bagian-bagian lain dan karena itu koordinasi penting
dalam teori ini. Teori sistem adalah seperangkat prinsip yang terorganisasikan
secara longgar dan sangat abstrak, yang berfungsi mengarahkan pikiran kita
namun terikat pada berbagai penafsiran. Interdependensi menunjukkan bahwa
terdapat kesaling bergantungan di antara komponen-komponen / satuan-satuan
suatu sistem. Suatu perubahan pada suatu komponen membawa perubahan pada setiap
komponen lainnya. Teori sistem memberikan suatu model deskripsi yang sangat
kuat mengenai proses organisasi. Teori ini mempunyai banyak implikasi dan telah
digunakan untuk mendeskripsikan fenomena organisasi dalam konteksnya sendiri.
Teori sistem menangani hakikat
saling hubungan yang kompleks dari organisasi manusia dan menguraikan bagaimana
organisasi bertumbuh dan berkembang. Tipe komunikasi yang dominan dalam
organisasi yang menggunakan teori ini adalah komunikasi horizontal, baik dalam
lingkungan organisasi maupun antara organisasi dengan organisasi lainnya.
9. Teori Pergantungan Sumber
Teori ini (Resource Dependency Theory)
diutarakan Aldrich Teori ini lebih memperlihatkan bagaimana organisasi menjalin
perhubungan antara organisasi demi kehidupan organisasi (survival) itu.
Penglibatan persekitaran adalah penting karena organisasi berinteraksi
dengannya demi keberkesanan terutama sekali bagi organisasi yang menyediakan
perkhidmatan sosial.
Ringkasnya teori pergantungan
sumber menerangkan pembentukan kuasa antara organisasi, kuasa yang didapati
daripada pergantungan organisasi lain kepada sumber yang didapati daripada
pergantungan organisasi lain kepada sumber yang dimiliki oleh satu-satu
organisasi. Jika sekiranya, alternatif sumber tersedia, jadi kuasa pergantungan
sumber kekurangan. Mahu ataupun tidak, organisasi mesti melibatkan diri dalam
perhubungan antar organisasi.
10. Teori Kontingensi
Teori ini (Contingency Theory) hasil
gabungan idea Lawrence dan Lorch dan Galbraith. Ringkasan teori ini mengatakan
tidak ada cara yang paling baik untuk mengurus organisasi. Apa saja yang
bersesuaian dengan keadaan adalah baik, dan cara untuk mengurus bergantung
kepada keadaah disekitar.[1]
[1] Saodah Wok, Narimah Ismail, dan M. Yusof Hussain, Teori-Teori Komunikasi,
(Kuala Lumpur: PTS Professional Publishing, 2006), hlm. 93-94.
0 comments:
Post a Comment