Komunikasi berita global merupakan
hal yang relatif baru. Alat pelontar berita atau sistem berita merembes ke seluruh
dunia dan berkembang sedemikian maju terutama sejak berakhirnya Perang Dunia
II, bersamaan dengan munculnya masyarakat modern yang bersifat technotronic (masyarakat
yang bergantung pada teknologi elektronik). Sebagai contoh kita mempelajari peristiwa-peristiwa
penting Perang Dunia II dalam beberapa jam atau beberapa hari setelah peristiwa
itu berlangsung. Kemudian tiga dekade setelah itu, radio atau surat kabar,
peristiwa Perang Vietnam dapat dilihat kembali lewat layar televisi berwarna
pada saat makan malam. Sebenarnya persepsi masyarakat tentang perang diwarnai
cara para wartawan melaporkan peristiwa tersebut sudah lama terbentuk, tetapi
kisah perang yang di siarkan kembali melalui televisi berwarna tetap memiliki
dampak yang sangat kuat terhadap sikap masyarakat.
Pada zaman modern, terutama sejak
berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945, jaringan komunikasi yang rumit
telah mengitari planet. Jaringan ini secara luas biasa telah memperluas
kemampuan berita dan interaksi politik pada saat kebutuhan informasi menjadi sesuatu
yang sangat utama. Pertumbuhan yang sangat cepat ini, yang oleh Colin Cherry
disebut “ledakan dalam komunikasi massa,” telah meluas secara berarti, terutama
di dunia jurnalistik, dalam menyalurkan berita dan informasi ke seluruh penjuru
dunia. Pertumbuhan ini kemudian memunculkan dampak budaya dari peredaran film,
telenovela, siaran televisi dari negara Barat dan dari lembaga-lembaga komunikasi
internasional; agen berita; jaringan pemberitaan surat kabar dan majalah
internasional, serta pemberitaan lainnya. Fenomena ini selanjutnya dikenal
dengan sebutan “imperialisme budaya”.
Kemampuan dunia untuk berkomunikasi
secara efektif di seluruh pelosok pun telah berkembang secara lu biasa. Surat kabar
dan majalah internasional, semakin luas membangun jaringan komunikasi
pemasaran. Sebagaimana dilukiskan oleh Cherry bahwa ledakan komunikasi ini
memiliki tiga aspek:
1.
Secara geografis, daerah-daerah yang luas dari
belahan bumi Selatan (Afrika, Asia Selatan, Amerika Latin) telah terseret ke dalam
jaringan komunikasi di belahan Bumi Utara;
2.
Jumlah lalu lintas berita dan pesan yang dibawa
dalam sistem telah berlipat secara geografis; dan
3.
Kerumitan teknis dari perangkat keras yang baru
maupun keterampilan serta spesialisasi untuk merawat dan mengoperasikan
jaringan tersebut telah tumbuh semakin canggih.
0 comments:
Post a Comment