Blue Wings - Working In Background

"Sambas"

Powered By Blogger

GOOGLE FEED BURNER

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Tuesday, 15 November 2016

ISLAM INDAH LAYAKNYA PERMATA MUTIARA

Oleh: Halim Setiawan

Islam adalah agama “rahmatan lil ‘alamin” yaitu rahmat bagi sekalian alam. Ajaran yang terkandng di dalamnya menjadikan Islam mudah diterima dan diamalkan oleh pemeluknya. Hal ini dibuktikan islam tumbuh dan berkembang dengan subur hampir seluruh dunia. Bahkan menurut perkiraan badan Pusat Penelitian non-partisan Pew Washington Amarika Serikat yang dirilis pada Kamis (2 April 2015), memprediksikan pada tahun 2050 ke depan, Islam akan mendominasi penduduk di dunia. Hal ini tentunya menjadi bukti bahwa Islam itu merupakan agama yang dapat diterima oleh semua orang di dunia. Sekaligus menjadi bukti bahwa agama Islam itu adalah agama yang benar-benar memberikan rahmat kepada seluruh alam.
Secara umum, Islam memberikan pengajaran yang sangat relevan dengan kondisi sekarang ini. Hal ini dikarenakan substansi ajaran yang terkadung dalam Islam itu sangatlah luas dan lengkap. Bukti keluasan ajaran Islam tersebut jelas sekali terlihat dari hukum yang telah disyari’atkan dalam ajaran agama Islam. Diantaranya  mengenai persolan akidah, bahkan sampai pada persoalan kebersihan. Semua itu telah diatur dalam Islam.
Terkait dengan persoalan-persoalan tersebut, Islam juga sangat terbuka kepada pemeluknya. Misalnya dalam memahami persoalan hukum yang di syariatkan dalam Islam. Umat islam memahami hal tersebut berbeda-beda dan sangat beragam. Sebagai contoh, bagiamana hukumnya menggunakan media elektronik dalam berkhutbah pada hari jum’at?. Sebagian kalangan pemikir baru (modernis) banyak yang mencoba menawarkan untuk setiap khatib menampilkan isi khutbahnya dalam bentuk power point. Tujuannya adalah agar jama’ah tidak tidur atau mengantuk ketika mendengarkan Khutbah Jum’at. Namun, sebagian kalangan pemikir yang mempertahankan paham sebelumnya (tradisionalis)tidak setuju dengan penawaran tersebut. Alasan mereka adalah karena apa yang ditawarkan tidak memiliki dasar hukum dan tidak mengikuti hukum Islam. Tetapi tentu keduanya memiliki argumen yang disertai dengan dalil-dalil yang terdapat dalam sumber hukum Islam.
Terlepas dari perdebatan tersebut, jelas sekali bahwa Islam itu sangatlah memberikan ruang kepada pemeluknya untuk memahami sumber hukumnya. Berawal dari sumber hukum itulah melahirkan pandangan yang berbeda dari berbagai sisinya. Sebagaimana dikatakan oleh M. Quraish Shihab (1996: 3) dalam bukunya wawasan al-Qur’an “al-Qur’an layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing”. Jadi, tidak bisa dikatakan secara pasti bahwa apa yang ditawarkan oleh kalangan modernis salah atau tidak melaksanakan hukum Islam. Demikian juga dengan kalangan tradisionalis tidak bisa dikatakan secara pasti argumen mereka itu adalah salah atau keliru.
Berdasarkan kajian keislaman, perbedaan tersebut bukanlah hal yang harus diperdebatkan karena satu pihak mengkajinya dari sudut pandang antropologis, sedangkan pihak lainnya memandang dari sisi normatif (Ideologis). Dari kedua pandangan tersebut bisa salah juga bisa benar. Oleh sebab itu islam sangatlah indah seperti indahnya mutiara permata yang memancarakn kilauan cahaya.  Itulah bukti bahwa Islam itu sangatlah indah dan relevan dengan waktu, seperti dikatakan bahwa Islam itu “Shalih Li kulli Zaman Wal Makan” yaitu Islam adalah agama yang tidak terbetas oleh ruang dan waktu. Substansi ajarannya tetaplah sempurna mengatarkan pemeluknya kepada al-Shirat al-Mustaqim.


0 comments: