Blue Wings - Working In Background

"Sambas"

Powered By Blogger

GOOGLE FEED BURNER

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Saturday, 26 November 2016

Kolaborasi Sya'ban dan Budaya

                  
Sya'ban adalah salah satu bulan yang terdapat dalam kalender Tahun Hijriyah, sebelum Sya'ban adalah bulan Rajab dan setelah Sya'ban adalah bulan suci Ramadhan tentunya, yang mana di bulan suci Ramadhan ini umat Islam di seluruh dunia di wajibkan berpuasa selama satu bulan penuh. Bulan Sya'ban di beberapa tempat biasanya hanya biasa-biasa saja, artinya tidak seperti di bulan suci Ramadhan. Namun di bulan Sya'ban ada juga yang melaksanakan puasa sunah. Namun ada yang berbeda di Kabupaten Sambas, khusus nya di desa Mulia Dusun Suka Damai Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas, dimana setiap bulan Sya'ban selama satu bulan penuh  akan di adakan acara makan-makan yang di isi dengan  tahlilan (Sedekah Nasi). Biasanya di hari pertama bulan Sya'ban hanya satu rumah yang mengadakan Tahlilan namun jika mendekati akhir bulan Sya'ban, maka dalam satu hari bisa 2 atau 3 acara tahlilan per RT.
Di bulan Sya'ban ini setiap KK (kepala keluarga) akan mengadakan acara makan-makan atau sebut saja tahlilan ini sebelum nya harus konsultasi dulu sama Bilal (Orang yang biasanya menjadi panutan di suatu desa dan selalu diminta menjadi imam ketika membacakan do'a ). Bilal disini artinya adalah orang yang terpandang di suatu desa, biasanya Bilal ini di panggil untuk menghadiri suatu acara bersifat keagamaan untuk menjadi pemimpin do'a dengan kata lain, bilal ini adalah seseorang yang tingkat ketaqwaan dan pengetahuan agamanya luas.
Acara tahlilan ini pelaksanaannya hampir sama dengan acara " Tepung Tawar " atau acara pernikahan, dimana, yang di jemput hadir itu terbagi menjadi dua :
a.    Jika saudara atau tetangga dekat (tetangga di sekitar rumah) itu di undang satu rumah atau satu keluarga yang menempati rumah tersebut.
b.    Jika Tetangga yang jarak rumahnya lumayan jauh dari rumah, biasanya yang di undang hanya pihak laki-laki saja dengan arti kata lain hanya ketua keluarga di rumah tersebut, bisa suami atau tidak ada suami Karena di dusun Suka Damai rata-rata jarak antara rumah satu warga dengan warga lain jarak nya agak jauh, maka biasanya saudara yang rumahnya masih jauh tetap di undang untuk hadir di acara tahlilan tersebut. Kecuali Saudara yang benar-benar jauh, misalnya jarak tempuhnya bisa mencapai satu jam atau lebih.
Unik nya acara tahlilan di desa Mulia ini bukanlah di sebut tahlilan melainkan " Sedekah Nasi" atau " Ruahan Sya'ban ". Konon nya menurut orang tua bahwa acara " Sedekah Nasi " ini di laksanakan warga untuk bersedekah kepada warga sekitar, dan anggota keluarga mereka yang telah lama meninggal. Sebut saja Ibu nya mereka, adiknya atau suaminya. Sedekah untuk yang telah meninggal ini adalah berupa do'a yang di bacakan atau tahlilan itu.
Seperti biasa, jika acara yang menyangkut makan-makan atau sakral begini tidak luput dari yang namanya " antar pakatan " yaitu seseorang atau keluarga yang di undang itu membawa beras satu kilo atau lebih dalam suatu wadah, bisa saja baskom yang ada penutupnya atau semacamnya kemudian di atas beras tersebut biasanya di letakan uang seribu atau lebih. Kononnya yang hadir membawa " pakatan " itu juga bersedekah untuk tuan rumah
Sementara untuk para prianya juga begitu, setiap salaman ketika memasuki rumah yang mengadakan tahlilan acara, juga memberikan uang yang di berikan ketika bersalaman. Bedanya acara "Sedekah Nasi " denganTepung Tawar " " Acara Sunatan " atau " Pernikahan " ini adalah ketika sang tamu yang hadir hanya membawa beras saja tanpa membawa seekor ayam  dan pelaksanaan nya hanya satu hari saja. Satu hari bukan bearti satu hari penuh hanya saja bisa di pilih pagi atau sore. Kalau pagi biasanya dari Jam 9 atau jam 10 sampai selesai,yang mana jam tersebut menuju jam makan siang.  Sementara untuk sore hari bisa di pilih jam 3 sore atau jam 5 sampai selesai.
Nah acara " Sedekah Nasi " ini sudah berlansung sekian tahun lamanya, saya juga tidak tau kapan ia dimulai, namun sejak saya masih SD, hal ini sudah di lakukan oleh masyarakat setempat. Dan itu di lakukan terus menerus, dari generasi kegenerasi selanjutnya. 
Dan acara " Sedekah Nasi " ini di laksanakan satu bulan penuh di bulan Sya'ban, ia di lakukan hanya satu rumah satu kali saja. untuk mengadakan acara " Sedekah Nasi " ini bisa di lakukan dengan cara gabungan atau patungan, contoh : Suatu keluarga punya anak yang sudah menikah dan punya rumah sendiri, Si Anak yang menikah ini ingin mengadakan acara " Sedekah Nasi " namun terkendala dana yang kurang, maka ia boleh bergabung dengan Orang tuanya yang akan mengadakan acara yang sama, artinya antara si Orang tua dan Anak yang sudah menikah dan punya rumah sendiri ini sama-sama mengeluarkan dana untuk  mengadakan " Sedekah Nasi " yang tempatnya bisa di laksanakan di rumah si ortu atau di rumah si anak, tergantung kesepakatan bersama. Nah bagi yang belum cukup dana atau uang, biasanya untuk mengadakan " Sedekah Nasi " ini cukup dengan mengundang si Bilal untuk datang kerumah dan membacakan do'a dan makanan yang di sediakan tersebut di bawa bilal pulang.
Intinya acara seperti ini adalah berkah buat sang bilal, karena di bulan Sya'ban ini lah jasa sang bilal di perlukan. Dan acara seperti ini terkesan menjadi " Wajib " padahal di dalam Islam tidak mewajibkan hal tersebut dan mungkin saja tidak ada perintah tersebut. Namun menurut saya pribadi bahwa pemahaman agama masyarakat setempat berbaur dengan adat istiadat sehingga menciptakan adat istiadat yang menurut saya unik dan menarik bahkan bisa di jadikan aset untuk wisata dalam mengkaji kebiasaan yag dilakukan sebelum bulan Ramadhan yaitu Sya’ban.



0 comments: