Sya'ban adalah salah satu bulan yang terdapat dalam
kalender Tahun Hijriyah, sebelum Sya'ban adalah bulan Rajab dan setelah Sya'ban
adalah bulan suci Ramadhan tentunya, yang mana di bulan suci Ramadhan ini umat
Islam di seluruh dunia di wajibkan berpuasa selama satu bulan penuh. Bulan Sya'ban di beberapa tempat biasanya hanya biasa-biasa
saja, artinya tidak seperti di bulan suci Ramadhan. Namun di bulan Sya'ban ada
juga yang melaksanakan puasa sunah. Namun ada yang berbeda di Kabupaten Sambas,
khusus nya di desa Mulia Dusun Suka Damai Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten
Sambas, dimana setiap bulan Sya'ban selama satu bulan penuh akan di adakan acara makan-makan yang di isi
dengan tahlilan (Sedekah Nasi). Biasanya
di hari pertama bulan Sya'ban hanya satu rumah yang mengadakan Tahlilan namun
jika mendekati akhir bulan Sya'ban, maka dalam satu hari bisa 2 atau 3 acara
tahlilan per RT.
Di bulan Sya'ban ini
setiap KK (kepala keluarga) akan mengadakan acara makan-makan atau
sebut saja tahlilan ini sebelum nya harus konsultasi dulu sama Bilal (Orang
yang biasanya menjadi panutan di suatu desa dan selalu diminta menjadi imam
ketika membacakan do'a ). Bilal disini artinya adalah orang yang terpandang di suatu
desa, biasanya Bilal ini di panggil untuk menghadiri suatu acara bersifat
keagamaan untuk menjadi pemimpin do'a dengan kata lain, bilal ini adalah
seseorang yang tingkat ketaqwaan dan pengetahuan agamanya luas.
Acara tahlilan ini
pelaksanaannya hampir sama dengan acara " Tepung Tawar " atau acara pernikahan, dimana, yang di jemput hadir
itu terbagi menjadi dua :
a.
Jika saudara atau tetangga dekat
(tetangga di sekitar rumah) itu di undang satu rumah atau satu keluarga yang
menempati rumah tersebut.
b.
Jika Tetangga yang jarak rumahnya lumayan jauh dari
rumah, biasanya yang di undang hanya pihak laki-laki saja dengan arti kata lain
hanya ketua keluarga di rumah tersebut, bisa suami atau tidak ada suami Karena di dusun Suka
Damai rata-rata jarak antara rumah satu warga dengan warga lain jarak nya agak
jauh, maka biasanya saudara yang rumahnya masih jauh tetap di undang untuk
hadir di acara tahlilan tersebut. Kecuali Saudara yang benar-benar jauh,
misalnya jarak tempuhnya bisa mencapai satu jam atau lebih.
Unik nya acara tahlilan di desa Mulia ini bukanlah di
sebut tahlilan melainkan " Sedekah Nasi" atau
" Ruahan Sya'ban ". Konon nya menurut orang tua bahwa
acara " Sedekah Nasi " ini
di laksanakan warga untuk bersedekah kepada warga sekitar, dan anggota keluarga
mereka yang telah lama meninggal. Sebut saja Ibu nya mereka, adiknya atau
suaminya. Sedekah untuk yang telah meninggal ini adalah berupa do'a yang di
bacakan atau tahlilan itu.
Seperti biasa, jika acara yang menyangkut makan-makan atau
sakral begini tidak luput dari yang namanya " antar pakatan " yaitu
seseorang atau keluarga yang di undang itu membawa beras satu kilo atau lebih
dalam suatu wadah, bisa saja baskom yang ada penutupnya atau semacamnya
kemudian di atas beras tersebut biasanya di letakan uang seribu atau lebih. Kononnya
yang hadir membawa " pakatan " itu juga bersedekah untuk tuan rumah
Sementara untuk para prianya juga begitu, setiap salaman
ketika memasuki rumah yang mengadakan tahlilan acara, juga memberikan uang yang
di berikan ketika bersalaman. Bedanya acara "Sedekah
Nasi
" dengan " Tepung Tawar " " Acara Sunatan " atau
" Pernikahan " ini adalah
ketika sang tamu yang hadir hanya membawa beras saja tanpa membawa seekor ayam dan pelaksanaan nya hanya satu hari saja. Satu
hari bukan bearti satu hari penuh hanya saja bisa di pilih pagi atau sore.
Kalau pagi biasanya dari Jam 9 atau jam 10 sampai selesai,yang mana jam
tersebut menuju jam makan siang.
Sementara untuk sore hari bisa di pilih jam 3 sore atau jam 5 sampai
selesai.
Nah acara " Sedekah Nasi " ini sudah
berlansung sekian tahun lamanya, saya juga tidak tau kapan ia dimulai, namun
sejak saya masih SD, hal ini sudah di lakukan oleh masyarakat setempat. Dan itu
di lakukan terus menerus, dari generasi kegenerasi selanjutnya.
Dan acara " Sedekah Nasi " ini di laksanakan
satu bulan penuh di bulan Sya'ban, ia di lakukan hanya satu rumah satu kali
saja. untuk mengadakan acara " Sedekah Nasi " ini bisa di
lakukan dengan cara gabungan atau patungan, contoh : Suatu keluarga punya anak
yang sudah menikah dan punya rumah sendiri, Si Anak yang menikah ini ingin
mengadakan acara " Sedekah Nasi " namun terkendala dana yang kurang,
maka ia boleh bergabung dengan Orang tuanya yang akan mengadakan acara yang
sama, artinya antara si Orang tua dan Anak yang sudah menikah dan punya rumah
sendiri ini sama-sama mengeluarkan dana untuk
mengadakan " Sedekah Nasi " yang tempatnya bisa di laksanakan
di rumah si ortu atau di rumah si anak, tergantung kesepakatan bersama. Nah
bagi yang belum cukup dana atau uang, biasanya untuk mengadakan " Sedekah
Nasi " ini cukup dengan mengundang si Bilal untuk datang kerumah dan
membacakan do'a dan makanan yang di sediakan tersebut di bawa bilal pulang.
Intinya acara seperti ini adalah berkah buat sang bilal,
karena di bulan Sya'ban ini lah jasa sang bilal di perlukan. Dan acara seperti
ini terkesan menjadi " Wajib " padahal di dalam Islam tidak
mewajibkan hal tersebut dan mungkin saja tidak ada perintah tersebut. Namun
menurut saya pribadi bahwa pemahaman agama masyarakat setempat berbaur dengan
adat istiadat sehingga menciptakan adat istiadat yang menurut saya unik dan
menarik bahkan bisa di jadikan aset untuk wisata dalam mengkaji kebiasaan yag dilakukan
sebelum bulan Ramadhan yaitu Sya’ban.
0 comments:
Post a Comment